Asma Nadia lebih dikenal publik sebagai seorang penulis. Wanita berusia 45 tahun ini telah menelurkan 53 karya tulisnya ke dalam buku dan beberapa novel fiksi.
Selain dikenal sebagai penulis, Asma ternyata juga seorang traveler. Penulis novel 'Surga Yang Tak Dirindukan' ini telah menjelajah ke 61 negara di dunia. Belum lama ini, Asma baru saja kembali ke Indonesia setelah mengunjungi Lofoten, salah satu kepulauan dalam gugusan negara Norwegia. Kepada Wolipop Asma menceritakan pengalaman travelingnya.
Setiap kali penulis berdarah Aceh-Tionghoa ini melakukan perjalanan, ia selalu dapat pembelajaran baru tentang orang-orang yang ditemuinya. Menurut Asma traveling bukan sekadar mengunjungi tempat-tempat yang indah atau bersejarah tetapi tentang interaksi dengan masyarakat lokalnya.
"Bertemu dengan orang yang berbeda membuka mata saya bahwa kebaikan itu ada di mana-mana. Traveling membuat saya menjadi optimis masih banyak orang baik terlepas dari perbedaan bangsa, perbedaan usia dan perbedaan agama," kata Asma ketika berbincang dengan Wolipop di Rumah Maroko, Menteng, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Ibu dua anak ini mengungkapkan Lofoten merupakan kota yang sangat kecil tapi menjadi surga bagi fotografer karena keindahannya. Untuk bisa sampai kesana, Asma harus menggunakan pesawat baling-baling. Namun satu yang membuatnya cukup takjub, Lofoten selalu memberikan fasilitas rak-rak buku di berbagai tempat.
"Bandaranya sangat kecil dan ruang tunggunya hanya ada satu dan sangat sederhana tapi ada rak buku. Kemudian pindah ke bandara lebih besar juga gitu ada pojok bukunya juga. Jadi di sana itu setiap minimarket menjual buku ada pojok buku best seller dan itu membuat saya salut," cerita Asma.
Ia melanjutkan, negara-negara seperti Korea, Hongkong, Beijing dan Budhapest yang pernah dikunjungi Asma telah dituangkannya dalam tulisan-tulisan inspiratif yang mengangkat tentang kebudayaan dan sejarah tempat. Bahkan keberhasilannya ini telah diangkat dalam film 'Assalamualaikum Beijing' dan 'Jilbab Traveler: Love Sparks In Korea'. Berkeliling ke negara-negara yang ada di dunia menjadikan Asma pribadi yang lebih bersyukur pada Tuhan.
"Traveling itu perintah Al-quran tentang berjalanlah kamu di muka bumi ini. Harusnya bermakna, makanya pilih tempat-tempat yang membuat perjalanan itu membuat manusia menjadi lebih baik, bersyukur, takjub, taat sama Tuhan karena melihat kekuasaan-Nya indah banget," jelasnya.
Penulis novel 'Catatan Hati Seorang Istri' ini tidak khawatir mengeluarkan biaya banyak untuk kegiatan traveling-nya. Bagi Asma, berkunjung ke negara-negara yang ada di bumi adalah salah satu bentuk investasinya untuk memperkaya pengetahuan dan inspirasi dalam menulis.
"Ada dua pengeluaran yang saya nggak khawatir satu mengeluarkan uang untuk beli buku, dan kedua untuk perjalanan. Perjalanan itu menjadi energi yang dapat dikumpulkan sebagai bahan bakar untuk dikembangkan menjadi tulisan," pungkas Asma.
Setiap kali penulis berdarah Aceh-Tionghoa ini melakukan perjalanan, ia selalu dapat pembelajaran baru tentang orang-orang yang ditemuinya. Menurut Asma traveling bukan sekadar mengunjungi tempat-tempat yang indah atau bersejarah tetapi tentang interaksi dengan masyarakat lokalnya.
"Bertemu dengan orang yang berbeda membuka mata saya bahwa kebaikan itu ada di mana-mana. Traveling membuat saya menjadi optimis masih banyak orang baik terlepas dari perbedaan bangsa, perbedaan usia dan perbedaan agama," kata Asma ketika berbincang dengan Wolipop di Rumah Maroko, Menteng, Jakarta Selatan, belum lama ini.
"Bandaranya sangat kecil dan ruang tunggunya hanya ada satu dan sangat sederhana tapi ada rak buku. Kemudian pindah ke bandara lebih besar juga gitu ada pojok bukunya juga. Jadi di sana itu setiap minimarket menjual buku ada pojok buku best seller dan itu membuat saya salut," cerita Asma.
Ia melanjutkan, negara-negara seperti Korea, Hongkong, Beijing dan Budhapest yang pernah dikunjungi Asma telah dituangkannya dalam tulisan-tulisan inspiratif yang mengangkat tentang kebudayaan dan sejarah tempat. Bahkan keberhasilannya ini telah diangkat dalam film 'Assalamualaikum Beijing' dan 'Jilbab Traveler: Love Sparks In Korea'. Berkeliling ke negara-negara yang ada di dunia menjadikan Asma pribadi yang lebih bersyukur pada Tuhan.
"Traveling itu perintah Al-quran tentang berjalanlah kamu di muka bumi ini. Harusnya bermakna, makanya pilih tempat-tempat yang membuat perjalanan itu membuat manusia menjadi lebih baik, bersyukur, takjub, taat sama Tuhan karena melihat kekuasaan-Nya indah banget," jelasnya.
"Ada dua pengeluaran yang saya nggak khawatir satu mengeluarkan uang untuk beli buku, dan kedua untuk perjalanan. Perjalanan itu menjadi energi yang dapat dikumpulkan sebagai bahan bakar untuk dikembangkan menjadi tulisan," pungkas Asma.
0 Response to "Asma Nadia, Hijab Traveller yang Telah Berkeliling ke 61 Negara"
Posting Komentar