Namun siapa sangka, pekerja di perusahaan teknologi yang dibayar dengan gaji tinggi, ternyata kesulitan membayar sewa rumah. Mereka kebanyakan tinggal di San Francisco, wilayah dengan harga rumah yang terkenal paling mahal di seluruh AS.
Mengutip laporan CNBC, Selasa (7/3/2017), biaya hidup di San Francisco 62,6 persen lebih tinggi dibandingkan tempat lainnya di Amerika Serikat. Menurut SmartAsset.com, pada 2016, biaya sewa apartemen dengan dua kamar di San Francisco mencapai US$ 216.129 atau setara Rp 2,8 miliar.
Bukan cuma itu, The Guardian juga melaporkan, beberapa karyawan bahkan meminta bantuan dari bos mereka. "Engineer di Facebook tahun lalu sempat meminta bantuan ke Mark Zuckerberg. Mereka menanyakan apakah perusahaan bisa memberi subsidi agar biaya sewa rumah bisa lebih terjangkau," kata seorang petinggi perusahaan yang enggan disebut namanya.
Bagi engineer yang bertempat tinggal di apartemen di Bay Area, biaya rumah merupakan keluhan utama. Mereka berharap mampu membayar 40 atau 50 persen dari gaji mereka.
"Masing-masing harus membayar US$ 1.100 (Rp 14 juta) untuk satu kamar yang dipakai 5 orang," kata karyawan perusahaan teknologi yang tak mau menyebutkan namanya.
Karyawan lain yang bekerja di perusahaan software malah tak lagi optimistis mengenai masa depan. "Satu-satunya solusi yang saya lihat adalah menekan tombol reset. Itu pun telah kami lakukan. (Biaya sewa mahal) sangat menyakitkan bagi banyak orang, termasuk saya," tuturnya.
0 Response to "Gaji Karyawan Facebook, Twitter dan Apple Ternyata Tak Mampu Beli Rumah"
Posting Komentar